Contents
- 1 Kapan melakukan Rekayasa Ulang Proses Bisnis?
- 2 Transformasi meliputi 4R (Nasution, 2004: 217) yaitu:
- 3 Terdapat 12 kromosom (konsep) transformasi 4R tersebut pada organisasi yaitu:
- 4 Tahapan dasar dalam rekayasa ulang proses bisnis terdiri dari 3R, yaitu:
- 5 Metodologi Rekayasa Ulang Proses Bisnis
- 6 Related
konsultan Rekayasa Ulang Proses Bisnis, Contoh Business Process Reengineering adalah, tahapan business process reengineering, bpr, tahapan business process reengineering, konsultan Business Process Reengineering
Rekayasa ulang proses bisnis atau Business Process Reengineering adalah desain ulang radikal dari proses bisnis untuk mencapai peningkatan dalam aspek penting seperti kualitas, keluaran, biaya, layanan, dan kecepatan.
Kapan melakukan Rekayasa Ulang Proses Bisnis?
Apakah perusahaan Anda perlu dilakukan Rekayasa Ulang Proses Bisnis?
Berikut ini adalah panduan apakah perusahaan anda perlu dilakukan reengineering atau tidak.
Keterangan:
Kuadran 1: Bertahan Hidup (Survival)
Mengindikasikan kritik untuk memperbaiki kinerja bisnis secepatnya.
Kuadran 2: Meluncurkan (Launch)
Mengindikasikan kritik untuk memperbaiki kinerja. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari menginvestasikan untuk pengembangan kemampuan BPR dan mengadakan usaha secepatnya.
Kuadran 3: Mempertimbangkan Kembali (Reconsider)
Bahwa perusahaan sehat dan membutuhkan sedikit perbaikan yang dramatis pada waktu yang akan datang. Sebagian perusahaan sebaiknya mempertimbangkan kembali mengadakan BPR dan berfokus pada perbaikan yang berkelanjutan.
Kuadran 4: Keuntungan (Advantage)
Mengindikasikan bahwa meskipun tidak terdapat desakan untuk perbaikan yang dramatis, namun merupakan suatu keuntungan strategic untuk mengambil inisiatif untuk melaksanakan BPR.
Dari setiap kuadran tersebut di atas, ternyata bahwa BPR tetap diperlukan dalam setiap kuadran terutama pada skuadran Survival dan Launch.
Baca Juga: Konsultan Business Process Reengineering atau Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Rekayasa ulang proses bisnis berusaha untuk memisahkan proses yang lama dengan proses yang baru tentang bagaimana cara mengorganisasikan dan memperlakukan bisnis. Hal ini mencakup penggantian metode lama dan mencari metode baru untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Rekayasa ulang proses bisnis memaksa orang untuk berkonsentrasi pada proses tertentu yang sudah mapan, dan tidak mampu menghasilkan strategi yang lebih luas lagi, sehingga harus diganti dengan transformasi.
Transformasi meliputi 4R (Nasution, 2004: 217) yaitu:
reframing (pembingkaian kembali),
restructuring (restrukturisasi),
revitalizing (revitalisi) dan
renewing (pembaharuan kembali).
Terdapat 12 kromosom (konsep) transformasi 4R tersebut pada organisasi yaitu:
(1). Komponen Mobilisasi
(2). Visi
(3). Sistem pengukuran target (reframing)
(4). Model ekonomi usaha
(5). Penataan infrastruktur
(6). Perbaikan cara kerja (restructuring)
(7). Fokus pemasaran
(8). Perluasan usaha
(9). Teknologi informasi (revitalizing)
(10). Sistem imbal jasa
(11). Kebiasaan belajar individu dan
(12). Pengembangan organisasi (renewing).
Pada organisasi jasa terdapat tiga dimensi yang harus diperbaiki yaitu dimensi tenaga kerja, proses kerja dan teknologi (human dimension, work process dimension and technology dimension). Reengineering membantu perusahaan untuk mengatasi halangan/hambatan kerja secara sistematis yang terjadi pada saat pihak manajemen berusaha untuk memberikan kepuasan tertinggi pada pelanggan. Rekayasa ulang proses bisnis mencakup perancangan kembali proses bisnis untuk memperoleh keuntungan dari potensi besar yang dimiliki perusahaan seperti komputer dan teknologi informasi.
Tahapan dasar dalam rekayasa ulang proses bisnis terdiri dari 3R, yaitu:
- Rethink, Memikirkan kembali tujuan yang akan dicapai dengan asumsi yang diperlukan untuk menentukan apakah tujuan tersebut masih bisa digunakan pada komitmen yang baru. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada waktu yang akan datang.
- Redesign, Mencakup analisis tentang cara organisasi dalam memproduksi barang atau jasa, bagaimana struktur kerjanya, siapa yang menyelesaikan suatu tugas, dan apa hasil yang dicapai dari masing-masing prosedur tersebut.
- Retool, Mencakup evaluasi tentang keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari teknologi yang digunakan khususnya pada electronic word and data processing systemuntuk menentukan kemungkinan merubah teknologi tersebut agar kualitas meningkat.
Apabila perusahaan telah menentukan bahwa suatu proses tidak efektif dan efisien maka perusahaan harus merancang kembali proses baru dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Menentukan tujuan bisnis dan proses;
- Menentukan proses mana yang akan diubah/diperbaiki;
- Memahami dan mengukur proses yang lama tersebut;
- Menentukan tingkat informasi teknologi yang dibutuhkan dan;
- Merancang dan membuat suatu model mengenai proses yang baru.
Metodologi Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Menurut Manganelli dan Klein (1994 : 30) metodologi rekayasa ulang proses bisnis meliputi lima tahap, yaitu :
- Persiapan. Pada tahap ini dimulai dengan pengembangan dari persetujuan bersama yang telah disepakati oleh eksekutif pada terobosan tujuan dan sasaran, yang mewakili maksud untuk keberadaan organisasi serta proyek rekayasa ulang. Persiapan membentuk hubungan yang utama antara tujuan bisnis dan kinerja proses rekayasa ulang, dan mendefinisikan parameter proyek yang menyangkut jadwal, biaya, risiko dan perubahan organisasional. Pada tahap ini, teknik manajemen mengidentifikasikan tentang: Penetapan tujuan, Fasilitasi, Kelompok membangun, Motivasi, Manajemen perubahan, Taksiran sendiri, Taksiran lingkungan, dan Manajemen proyek.
- Tahap ini mengembangkan model bisnis yang berorientasi pelanggan. Mengidentifikasi proses strategi nilai tambah, dan peta organisasi, sumber daya dan volume untuk proses yang spesifik dan prioritas, serta merekomendasikan proses spesifik sebagai akibat target rekayasa ulang yang tertinggi. Teknik manajemen yang digunakan adalah model pelanggan. Pengukuran kinerja dan analisis waktu siklus, proses model, integrasi pemasok dan program kerja sama, ananlisis alur kerja, peta organisasional, analisis biaya berdasarkan kegiatan, manajemen perubahan dan fasilitasi.
- Melihat peluang terobosan bisnis, analisis dan struktur sebagai visi dari perubahan radikal. Teknik manajemen yang digunakan adalah: analisis alur kerja, analisis proses nilai, benchmarking, manajemen perubahan, manajemen proyek dan fasilitasi.
- Tahap ini dibagi dua, yaitu :
- Rancangan Teknis: Tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan dimensi teknis dari proses yang baru. Spesifikasi ini akan menghasilkan deskripsi tentang teknologi, standar prosedur, system dan kontrol bagi karyawan, perancangan interaksi elemen social dan teknik, persiapan perencanaan untuk pengembangan, perolehan, fasilitas, pengujian, konversi dan penyebaran. Teknik manajemen yang digunakan adalah analisis alur kerja, informasi teknik mesin, pengukuran kerja, strategik otomatisasi, manajemen perubahan, manajemen proyek dan fasilitasi;
- Rancangan Sosial: Tujuannya untuk menetapkan dimensi social proses bisnis yang baru. Tahap ini menghasilkan gambaran tentang organisasi, staf, pekerjaan, jalur karir, insentif bagi karyawan, perancangan interaksi elemen teknik dan social, dan perencanaan awal untuk perekrutan, pendidikan dan pelatihan, organisasi ulang dan penyebaran ulang. Teknik manajemen yang digunakan adalah kekuasaan karyawan, acuan keahlian, kelompok membangun, mengatur ulang organisasional, danpeta organisasional, pekerjaan produksi, broadbanding, manajemen perubahan, manajemen proyek, fasilitasi, penghargaan karyawan dan insentif.
- Transformasi Tahap ini bertujuan untuk mewujudkan visi proses rekayasa ulang. Tahap ini adalah tahap akhir untuk melakukan implementasi pada perencanaan proses. Teknik manajemen yang digunakan adalah proses model, informasi teknik mesin, acuan keahlian, kelompok membangun, perbaikan terus-menerus, pengukuran kinerja, manajemen perubahan, manajemen proyek dan fasilitasi.
Baca Juga: Mengenal ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan
Sumber: blog.panducipta.com