Contents
budaya 5s, iso 9001, lingkungan kerja, produktivitas kerja
ISO 9001 adalah acuan standard sistem mananjemen mutu yang berlaku secara internasional. Perusahaan yang berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 9001 dinilai telah memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu. Sistem ini berorientasi pada proses untuk memastikan bahwa produk/jasa yang dihasilkan mampu memenuhi tujuannya. Tujuan produk atau jasa diantaranya untuk:
- Memenuhi kebutuhan dan persyaratan kualitas pelanggan
- Bentuk kepatuhan terhadap regulasi dan peraturan yang berlaku
- Memastikan kesesuaiannya dengan tujuan lingkungan yang ditetapkan
ISO 9001 adalah standar Sistem Manajemen Mutu yang mensyaratkan Continuous Improvement (Pengembangan berkelanjutan) pada suatu organisasi. Sedangkan 5S adalah salah satu tools yang terkenal digunakan untuk mencapai continuous improvement. Dimana merupakan dasar perusahaan lean yang efektif. Lean adalah metode yang bertujuan meningkatkan suatu proses dengan menghilangkan semua aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah serta meningkatkan proses kerja menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga hasil didapat lebih cepat dengan kualitas yang lebih baik.
Baca juga: Penerapan ISO 27001 Solusi Penanganan Resiko Keamanan Informasi Perusahaan
Bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang diharapkan mengacu pada ISO 9001?
Langkah menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif
ISO 9001:2015 adalah acuan standar sistem manajemen mutu yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dan peningkatan berkelanjutan. Standar ini tidak secara khusus menentukan bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, namun terdapat beberapa langkah yang dapat diadopsi untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif sesuai kerangka kerja ISO 9001:2015, yaitu:
Melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan dan perencanaan
ISO 9001:2015 menekankan pentingnya partisipasi karyawan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan organisasi. Artinya organisasi harus memastikan bahwa karyawan merasa terlibat dan berperan dalam pengambilan keputusan. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan kolaboratif dalam jangka panjang.
Mempertimbangkan kesejahteraan karyawan
Kesejahteraan karyawan adalah faktor penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Organisasi perlu mempertimbangkan penyediaan program kesehatan dan kebugaran, fleksibilitas kerja, dan dukungan psikologis bagi karyawannya. Lingkungan kerja yang sehat dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan.
Memastikan kesetaraan dan inklusi
Organisasi harus memastikan bahwa semua karyawan diperlakukan dengan adil dan setara, tanpa memandang ras, jenis kelamin, usia, atau latar belakang lainnya. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan merangsang kerja tim yang lebih baik.
Menjaga komunikasi yang jelas dan terbuka
Komunikasi yang jelas dan terbuka antara manajemen dan karyawan dapat membantu mendorong partisipasi karyawan dan membangun kepercayaan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih transparan dan merangsang produktivitas.
Menyediakan pelatihan dan pengembangan karyawan
Pelatihan dan pengembangan karyawan membantu meningkatkan keahlian dan keterampilan karyawan. Hal ini dapat berpengaruh baik pada peningkatkan produktivitas dan kinerja. Selain itu, dapat membantu meningkatkan kepuasan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif.
Ringkasnya, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan membutuhkan perhatian dan upaya berkelanjutan dari organisasi. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ISO 9001:2015, organisasi dapat memastikan bahwa karyawan merasa dihargai dan didukung. Sehingga dapat membantu organisasi menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif.
Baca juga: Memahami Ruang Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan untuk mendapatkan Sertifikat ISO 14001
Budaya 5R dan Penerapannya di Perusahaan
5R adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan lingkungan kerja secara intensif yang berasal dari Jepang. Metode ini dikenal dengan 5S, digunakan oleh manajemen untuk memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Metode ini dikenal dengan istilah yang berbeda-beda. Di Jepang menggunakan istilah 5S, di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C, sedangkan di Indonesia dikenal dengan istilah 5R.
5S merupakan konsep yang booming sejak lama dan diaplikasikan dalam dunia industri, khususnya di Jepang. Pengalaman Jepang menerapkan konsep ini menarik minat negara-negara di benua Eropa dan Amerika untuk mengadopsinya. Tak terkecuali Indonesia yang turut mengadopsi konsep tersebut. Ringkasnya, budaya 5S adalah metodologi untuk menyederhanakan, membersihkan, dan mempertahankan lingkungan kerja yang produktif. Dengan 5S perusahaan akan mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman dan teratur, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan keselamatan bagi pekerja.
5S terdiri dari 5 kata bahasa Jepang, yaitu Seiri (Sort), Seiton (Straighten), Seiso (Sweep and Clean), Seiketsu (Systemize), dan Shitsuke (Standardize). Dalam bahasa Indonesia 5S memiliki padanannya sendiri, yaitu 5R yang terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin.
Seiri/Ringkas
Merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja. Tujuannya adalah menyingkirkan atau membuang semua item yang tidak digunakan lagi dalam pelaksanaan tugas atau aktivitas di lingkungan kerja.
Seiton/Rapi
Aktifitas yang mengharuskan segala peralatan atau perlengkapan diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan agar mudah dijangkau saat diperlukan. Pada dasarnya metode ini adalah kegiatan merapikan kondisi di lingkungan sekitar tempat bekerja. Tujuannya untuk mengatur atau menyusun items yang diperlukan dalam area kerja, dengan mengidentifikasi dan memberikan label atau tanda, sehingga setiap orang dapat menemukan barang-barang itu secara mudah dan cepat.
Seisou/Resik
Merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan lingkungan tempat kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik. Konsep ini berfungsi menumbuhkan rasa kepemilikan setiap karyawan terhadap kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Tujuannya untuk menjaga atau memelihara agar area kerja tetap bersih dan rapi.
Seiketsu/Rawat
Kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap sebelumnya. Konsep ini adalah usaha dalam mengimplementasikan seiri, seiton dan seiso secara rutin. Tujuannya untuk menciptakan standar atau konsistensi implementasi seiri, seiton dan seiso.
Shitsuke/Rajin
Aktifitas memelihara kedisiplinan pekerja dalam menjalankan seluruh tahapan 5S. Penerapan konsep ini mendorong kedisiplinan menjadi suatu kebiasaan. Tujuannya untuk menjamin keberhasilan dan kontinuitas program 5S sebagai suatu disiplin.
Baca juga: Contoh Standar Operasional Prosedur Perusahaan Manufaktur